Di era industrialisasi sekarang,
kadang terlupakan efek-efek yang ditimbulkan terhadap keseimbangan
lingkungan, salah satu contoh antara lain pembuangan limbah, kalau kita
lihat aliran sungai sepanjang Desa Krapyak tepatnya Jl. Jlamprang,
Sungai Loji sebelah barat PLN atau timur simpang lima yang kalau kita
lihat air yang mengalir begitu keruhnya dan berwarna pekat. Hal ini
menunjukan bahwa keseimbangan alam terganggu, ikan - ikan tentunya
mengalami kepunahan, meskipun ada ikan yang bertahan hidup tetapi sudah
mengalami kontaminasi terhadap rasa dan gizi yang terkandung. Tidak
demikian pula nilai-nilai keindahanpun berkurang dan terus bagaimana
nasib anak-anak yang bermain di sungai tersebut? anak-anak yang makan
ikan dari hasil tangkapan dari sungai itu, Apakah kita hanya diam diri
melihat kondisi tersebut?
Tidak lepas dari itu pula tempat objek wisata di Kota Pekalongan (
Pantai BOOM, Slamaran) juga mengalami hal yang serupa, pencemaran
lingkungan sebagai sebuah simbol kemajuan ataukah sebagai simbol
degradasi sikap dan moral? sampah-sampah ada dimana - mana, air keruh
dan berwarna pekat, keindahan dan kenyamanan pun raib Bagaimana para
wisatawan akan tertarik untuk berkunjung apabila kondisinya seperti itu,
kunjungan wisatawan menurun, tentunya menurun pula income, tidak adanya
wisatawan juga tidak adanya masukan bagi warga sekitar yang bergelut
menggantungkan rezeki dari wisatawan yang belanja pada barang
daganganya, kalu kita renungkan bersama bahwa pariwisata mempunyai
potensi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, pariwisata sebagai
penggerak ekonomi kerakyatan, pariwisata bukanlah sebuah korban dari
proses industri, tetapi pariwisata mampu sebagai pendamping proses
industrialisasi, seandainya kita sama-sama menyadari bahwa perlunya
menjaga kelestarian lingkungan, berefek kepada kehidupan manusia, kita
yakin hidup kita pun akan nyaman, lingkungan bersih dan tentunya
kesehatan pun terjaga serta banyak manfaatnya.
No comments:
Post a Comment