Semakin berkembang dan maju pariwisata di Indonesia tentunya
diiringi pula kemajuan di bidang akomodasinya. Para wisatawan melakukan
kunjungan atau perjalanan tentunya mereka memerlukan akomodasi untuk
berisitirahat. Pembangunan hotel semakin pesat sebagai penyedia akomodasi sebagai
tempat istirahat serta aktifitas yang lain. Tidak lepas juga di
Pekalongan baik di Kabupaten ataupun di Kota telah dibangun hotel baru yaitu
Hotel Marlin yang berbintang 2 di Wiradesa Kabupaten Pekalongan dan juga di
Kota Pekalongan adalah Hotel Dafam yang dibangun berbintang 3 dan memiliki di
depan shoping centre Carefour. Hotel ini satu atap manajemen dengan Hotel
Marlin. Menurut informasi dari salah satu pelaku pariwisata di Kota Pekalongan
bahwa di Kota Pekalongan akan dibangun kembali Hotel berbintang 4 yang memiliki
kamar dan fasilitas yang jauh lebih lengkap dari hotel yang ada di Kota
Pekalongan. Hal ini menunjukan tingkat pertumbuhan pariwisata khususnya bidang
perhotelan meningkat, sebagai indikator adalah telah dibangunnya hotel - hotel
baru yang memiliki klasifikasi kelas berbintang, Hotel Nirwana yang semula
berbintang 2 telah menaikan grade ke bintang 3, Hotel Mandarin yang semula
bintang 1 menaikan grade ke bintang 3, yang tentunya masing -masing berusaha
meningkatkan fasilitas dan pelayanan agar tamu - tamu tertarik untuk tinggal
menginap serta merasa nyaman, maka yang pada akhirnya para tamu akan datang
untuk kedua kalinya. Dari indikator tersebut Pekalongan memiliki potensi untuk
mengembangkan bisnis perhotelan yang tentunya harus diimbangi dengan daerah
tujuan wisata, atraksi wisata, event-event kota agar bisa menarik wisatawan
untuk berkunjung sehingga kunjungan wisatawan tinggi maka pengaruhnya adalah
tingkat hunian hotel meningkat dan tentunya kesejahteraan karyawan terpenuhi.
Thursday, March 1, 2012
Di era industrialisasi sekarang,
kadang terlupakan efek-efek yang ditimbulkan terhadap keseimbangan
lingkungan, salah satu contoh antara lain pembuangan limbah, kalau kita
lihat aliran sungai sepanjang Desa Krapyak tepatnya Jl. Jlamprang,
Sungai Loji sebelah barat PLN atau timur simpang lima yang kalau kita
lihat air yang mengalir begitu keruhnya dan berwarna pekat. Hal ini
menunjukan bahwa keseimbangan alam terganggu, ikan - ikan tentunya
mengalami kepunahan, meskipun ada ikan yang bertahan hidup tetapi sudah
mengalami kontaminasi terhadap rasa dan gizi yang terkandung. Tidak
demikian pula nilai-nilai keindahanpun berkurang dan terus bagaimana
nasib anak-anak yang bermain di sungai tersebut? anak-anak yang makan
ikan dari hasil tangkapan dari sungai itu, Apakah kita hanya diam diri
melihat kondisi tersebut?
Tidak lepas dari itu pula tempat objek wisata di Kota Pekalongan (
Pantai BOOM, Slamaran) juga mengalami hal yang serupa, pencemaran
lingkungan sebagai sebuah simbol kemajuan ataukah sebagai simbol
degradasi sikap dan moral? sampah-sampah ada dimana - mana, air keruh
dan berwarna pekat, keindahan dan kenyamanan pun raib Bagaimana para
wisatawan akan tertarik untuk berkunjung apabila kondisinya seperti itu,
kunjungan wisatawan menurun, tentunya menurun pula income, tidak adanya
wisatawan juga tidak adanya masukan bagi warga sekitar yang bergelut
menggantungkan rezeki dari wisatawan yang belanja pada barang
daganganya, kalu kita renungkan bersama bahwa pariwisata mempunyai
potensi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, pariwisata sebagai
penggerak ekonomi kerakyatan, pariwisata bukanlah sebuah korban dari
proses industri, tetapi pariwisata mampu sebagai pendamping proses
industrialisasi, seandainya kita sama-sama menyadari bahwa perlunya
menjaga kelestarian lingkungan, berefek kepada kehidupan manusia, kita
yakin hidup kita pun akan nyaman, lingkungan bersih dan tentunya
kesehatan pun terjaga serta banyak manfaatnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)