Thursday, March 1, 2012

Perkembangan Hotel di Pekalongan


            Semakin berkembang dan maju pariwisata di Indonesia tentunya diiringi pula kemajuan di bidang akomodasinya. Para wisatawan melakukan kunjungan atau perjalanan tentunya mereka memerlukan akomodasi untuk berisitirahat. Pembangunan hotel semakin pesat sebagai penyedia akomodasi sebagai tempat  istirahat serta aktifitas yang lain. Tidak lepas juga di Pekalongan baik di Kabupaten ataupun di Kota telah dibangun hotel baru yaitu Hotel Marlin yang berbintang 2 di Wiradesa Kabupaten Pekalongan dan juga di Kota Pekalongan adalah Hotel Dafam yang dibangun berbintang 3 dan memiliki di depan shoping centre Carefour. Hotel ini satu atap manajemen dengan Hotel Marlin. Menurut informasi dari salah satu pelaku pariwisata di Kota Pekalongan bahwa di Kota Pekalongan akan dibangun kembali Hotel berbintang 4 yang memiliki kamar dan fasilitas yang jauh lebih lengkap dari hotel yang ada di Kota Pekalongan. Hal ini menunjukan tingkat pertumbuhan pariwisata khususnya bidang perhotelan meningkat, sebagai indikator adalah telah dibangunnya hotel - hotel baru yang memiliki klasifikasi kelas berbintang, Hotel Nirwana yang semula berbintang 2 telah menaikan grade ke bintang 3, Hotel Mandarin yang semula bintang 1 menaikan grade ke bintang 3, yang tentunya masing -masing berusaha meningkatkan fasilitas dan pelayanan agar tamu - tamu tertarik untuk tinggal menginap serta merasa nyaman, maka yang pada akhirnya para tamu akan datang untuk kedua kalinya. Dari indikator tersebut Pekalongan memiliki potensi untuk mengembangkan bisnis perhotelan yang tentunya harus diimbangi dengan daerah tujuan wisata, atraksi wisata, event-event kota agar bisa menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga kunjungan wisatawan tinggi maka pengaruhnya adalah tingkat hunian hotel meningkat dan tentunya kesejahteraan karyawan terpenuhi.
           Di era industrialisasi sekarang, kadang terlupakan efek-efek yang ditimbulkan terhadap keseimbangan lingkungan, salah satu contoh antara lain pembuangan limbah, kalau kita lihat aliran sungai sepanjang Desa Krapyak tepatnya Jl. Jlamprang, Sungai Loji sebelah barat PLN atau timur simpang lima yang kalau kita lihat air yang mengalir begitu keruhnya dan berwarna pekat. Hal ini menunjukan bahwa keseimbangan alam terganggu, ikan - ikan tentunya mengalami kepunahan, meskipun ada ikan yang bertahan hidup tetapi sudah mengalami kontaminasi terhadap rasa dan gizi yang terkandung. Tidak demikian pula nilai-nilai keindahanpun berkurang dan terus bagaimana nasib anak-anak yang bermain di sungai tersebut? anak-anak yang makan ikan dari hasil tangkapan dari sungai itu, Apakah kita hanya diam diri melihat kondisi tersebut?
           Tidak lepas dari itu pula tempat objek wisata di Kota Pekalongan ( Pantai BOOM, Slamaran) juga mengalami hal yang serupa, pencemaran lingkungan sebagai sebuah simbol kemajuan ataukah sebagai simbol degradasi sikap dan moral? sampah-sampah ada dimana - mana, air keruh dan berwarna pekat, keindahan dan kenyamanan pun raib Bagaimana para wisatawan akan tertarik untuk berkunjung apabila kondisinya seperti itu, kunjungan wisatawan menurun, tentunya menurun pula income, tidak adanya wisatawan juga tidak adanya masukan bagi warga sekitar yang bergelut menggantungkan rezeki dari wisatawan yang belanja pada barang daganganya, kalu kita renungkan bersama bahwa pariwisata mempunyai potensi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, pariwisata sebagai penggerak ekonomi kerakyatan, pariwisata bukanlah sebuah korban dari proses industri, tetapi pariwisata mampu sebagai pendamping proses  industrialisasi, seandainya kita sama-sama menyadari bahwa perlunya menjaga kelestarian lingkungan, berefek kepada kehidupan manusia, kita yakin hidup kita pun akan nyaman, lingkungan bersih dan tentunya kesehatan pun terjaga serta banyak manfaatnya.